Terkadang tiada satu yang abadi untuk sebagai bahan
tulisan di saat jenuh dan mata tidak bisa di pejamkan, melainkan masalah
“Cinta” karna dimana ada persoalan, pembahasan baik itu puisi, prosa,
lagu sampai sinetron saja di dominasikan dengan masalah cinta.
Jujur saja, karna cinta itu urusan hati dan cinta itu persoalan kasih
sayang yang di butuhkan oleh setiap makhluk . Persoalan yang timbul dari
perasaan lawan jenis baik itu orang tua kepada anaknya, suami kepada
istri dan ramaja-remaja yang di landa asmara.
Bayangkan seandainya dalam kehidupan itu tanpa cinta. Mungkin gersang
jawaban yang tepat dan terkadang bila manusia di tiadakan oeh cinta
mungkin akan sangat mudah tersinggung, kejam, dan tidak ada rasa simpati
dan perhatian kepada sesama. Tiada keharmonisan dalam keluarga dan juga
pasangan remaja dalam menjalani kehidupan semua akan sibuk dengan
aktivitas dirinya masing-masing dan tidak mengenal ganteng, cantik,
tampan, anggunnya seseorang insan dan lainnya.
Hampanya cinta juga akan mmbuat keluarga yang tidak akan membuahi
keluarga mawaddah warrahmah, di ketika seorang ibu merasa dengan
kehadiran anak sebagai beban dan tidak mau untuk menyusui karna takut
kecantikannya akan pudar dan tidak mau mengandung di karnakan takut
kulitnya berkerutan dan juga sebagaian ayah tidak mau menafkahi
keluarganya dengan merasa tidak berkewajiban, tidak merasa bahwa ia
adalah kepala leluarga. Maka sebuah keluarga akan terbentuk di karnakan
tidak pernah ada rasa cinta dan pertemuan dan perasaan cinta antara pria
dan wanita.
Lalu bagaimana dua insan dapat bersatu dalam satu ikatan cinta ... ?
Dengan selalu melihat kepada dirinya karna cinta merupakan cermin bagi
orang-orang yang sedang jatuh cinta supaya mengetahui watak dan kelemah
lembutan dirinya dalam citra kekasihnya. Karna sebenarnya ia tidak jatuh
cinta kecuali terhadap dirinya sendiri.
Di ketika orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Baik itu di pesantren,
universitas dan sebagainya yang ada rasa ingin memiliki persamaan jiwa
dari keagamaan, karir, jabatan, ingin mendapatkan yang terbaik untuk
dirinya. Baik itu dari pandangan hidup, kemewahan dan lainnya. Maka
tidak usah heran di ketika kita melihat banyak orang-orang mencari
pedamping hidupnya yang sekufu, santriwati yang satu
pesantren(pemondokan), guru dengan guru, tentara-tentara dan polwan
karna mereka merasa itulah sosok pendamping yang setia bagi dirinya.
Dan juga sangat sulit di bayangkan bila orang yang berilmu, alim, dan
berbudi pekerti yang ia ingin menikahi perempuan. Perempuan yang suka
keluar malam, kelayapan di diskotik, pergaulannya bebas ataupun
sebaliknya yaitu wanita soleha, rajin, beribadah, santri pesantren yang
terkemuka di Aceh hingga manca Negara , Malaysia, Singapura dan
Negara-Negara lainnya tetapi ia ingin di nikahi oleh laki-laki brensek,
preman, yang tidak pernah mengenal shalat lima waktu, berjudi dan
sebagainya.
Terkadang tergores di dalam pikiran kia “alah itukan jodoh...!! Jodoh
sudah di tentukan oleh Allah swt” . Bila demikian yang tergores di hati
dan pikiran antum mungkin ini sebabnya. Allah swt berfirman :
الخبيثت للخبيثين و الخبيثون للخبيثت والطيّبت للطيّبون والطيّبون للطيّبت
Artinya :
“ Wanita-wanita yang keji di peruntukkan bagi laki-laki yang keji,
sebaliknya laki-laki yang keji di peruntukkan bagi wanita yang keji dan
wanita yang baik di peruntukkan bagi laki-laki yang baik, sebaliknya
laki-laki yang baik di peruntukkan bagi wanita yang baik(soleha)”.
Namun perlu di sadari bersatunya dua hati dan dua cinta jenis insan
tersebut belum tentu mendapatkan cinta yang seseungguhnya, mungkin bisa
jadi ia tertipu dengan cinta yang di dapatkannya.
Maka disinilah kita intropeksi diri, apakah saya cocok mendapatkan yang
baik. Bila anda merasa tidak cocok untuk mendaptkan yang baik, maka
mulailah dari sekarnag anda untuk memperbaiki diri anda.
Sumber : UMDAH.CO
0 comments:
Post a Comment